Medan, Suaraindependen.id - Tim Pembimbing Ibadah Haji Indonesia (TPIHI) Kloter 19 Embarkasi Medan Asbin Pasaribu mengingatkan pentingnya menyampaikan edukasi kepada jemaah haji mengenai skema murur dan tanazul.
Asbin Pasaribu mengatakan, Murur adalah skema di mana jemaah haji tidak bermalam di Muzdalifah setelah wukuf di Arafah, melainkan langsung melanjutkan perjalanan ke Mina.
“Tujuan utama Murur adalah mengurangi kepadatan di Muzdalifah dan mempercepat mobilitas jemaah, terutama bagi yang memiliki keterbatasan fisik,” ungkapnya kepada Humas PPIH Embarkasi Medan, Jumat (23/5/2025).
Kakankemenag Labuhanbatu itu menjelaskan, sementara, Tanazul adalah skema di mana jemaah haji yang bermalam di Mina setelah melempar Jumrah Aqabah, kemudian memilih untuk kembali ke hotel di dekat Jamarat setelah melempar Jumrah Aqabah, sehingga tidak perlu kembali ke tenda di Mina.
“Tujuan utama Tanazul adalah mengurangi kepadatan di Mina dan meningkatkan kenyamanan jemaah, khususnya bagi yang lansia dan difabel,” jelasnya.
Menurutnya, jemaah haji dari Indonesia harus mampu memahami kedua skema itu secara baik sehingga mereka dapat merasakan manfaat dari skema tersebut, seperti mengatasi kepadatan jamaah, keterlambatan angkutan transportasi, hingga ramah lansia karena mengurangi tingkat kelelahan jamaah.
Asbin Pasaribu menyampaikan, jemaah haji Kloter 19 berasal dari Labuhanbatu berjumlah 360 jemaah. Jemaah haji tersebut dilepas oleh Bupati Labuhanbtu dr. Hj. Maya Hasmita, Sp.OG,MKM, Kamis (22/05) malam di Asrama Haji Rantauprapat, Jl. Ujung Bandar, Kecamatan Rantau Selatan.
“Berbeda dari 2 tahun sebelumnya dimana jemaah haji berangkat menggunakan kereta api, tahun ini jemaah haji menggunakan 11 armada bus menuju Asrama Haji Medan,” ucapnya.
Kloter 19 Embarkasi Medan dijdwalkan take off dari Bandara Internasional Kualanamu Deli Serdang menuju Bandara King Abdul Aziz Jeddah pada Sabtu 24 Mei 2025 pukul 12.55 WIB.(Red)